Jumat, 23 Mei 2014

Resistor

Pengertian Resistor


adalah komponen elektronika yang memang didesain memiliki dua kutup yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila di aliri tegangan listrik di antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya banyak digunakan sebagai bagian dari sirkuit elektronik. Tak cuma itu, komponen yang satu ini juga yang paling sering digunakan di antara komponen lainnya. Resistor adalah komponen yang terbuat dari bahan isolator yang didalamnya mengandung nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan. Berdasarkan hukum Ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir.

 Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang paling umum dan sering di temukan di pasaran adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna pada body resistor. Ada 4 lingkaran yang ada pada body resistor. Lingkaran warna tersebut berfungsi untuk menunjukan nilai hambatan dari resistor.

Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau listrik (noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor yang dihasilkan juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.

Simbol Resistor
Simbol Resistor adalah sebuah lambang dari sebuah resistor. Resistor sendiri sebenarnya merupakan komponen elektronik yang bersifat pasif. Hal tersebut mengandung arti bahwa resistor tidak memerlukan listrik ketika bekerja. Resistor sendiri berfungsi untuk menahan arus listrik dengan memanfaatkan kedua kutubnya untuk memproduksi tegangan listrik. Resistor sendiri memiliki beberapa simbol yang berfungsi untuk mengetahui nilai resistor guna mendukung komponen yang akan digunakan. Dari berbagai simbol yang ada kita bisa menentukan fungsi dari resistor itu sendiri. Untuk menentukan nilai resistor sendiri kita bisa menghitung dari warna gelang yang terdapat pada tubuh resistor. Penghitungan nilai dengan gelang warna diaplikasikan pada resistor jenis Film Karbon dan Film Metal. Selain itu, kita bisa menghitung nilai resistor berdasarkan nilai angka yang terdapat pada resistor jenis SMD ( Surface-mount Device ).

Contoh Gambar Simbol Resistor dan Fungsinya

Simbol Resistor dan Fungsinya
Terdapat beberapa simbol resistor sekarang ini.Yang pertama adalah simbol Fixed Value Resistor (IEC Symbol). Simbol ini memiliki dua kutub lurus dengan kotak berbentuk persegi panjang ditengah. Untuk Fixed Value Resistor dengan garis zig-zag tengah. Untuk Variable Resistor ( Potentiometer) memiliki gambar garis panah menunjuk pola zig-zag ditengah. Pada Variable Resistor ( Rheostat ) dengan gambar mirip dengan Variable Resistor namun gambar panah menyilang ditengah pola zig-zag. Selain itu teradapat LDR atau Light Dependant Resistor dengan gambar lingkaran ditengah dengan persegi panjang ditengah-tengah lingkaran. Simbol selanjutnya adalah Thermistor. Thermistor memiliki tampilan pola zig-zag ditengah dibungkus dengan lingkaran dengan tulisan “ to ” .
Simbol-simbol resisitor tersebut bertujuan untuk memudahkan kita saat mengetahui jenis resistor tanpa melihat secara langsung bentuk resistor yang diinginkan. Resistor sendiri memiliki beberapa fungsi pada rangakaian elektronik. Yang pertama, seperti yang kami sebutkan diatas resistor berfungsi untuk menahan arus listrik. Selain itu resistor berfungsi untuk menghambat arus listrik. Berbagai resistor juga berfungsi untuk membagi arus listrik dan juga pengaman arus berlebih pada beberapa komponen. Resistor juga berfungsi untuk menurunkan tegangan yang dinilai terlalu tinggi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen elektronik

Kode Warna Resistor
Kode Warna Resistor pertama kali diciptakan pada tahun 1920 yang kemudian dikembangkan oleh perkumpulan pabrik radio di Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association). Pada era 1957, kelompok ini sepakat untuk berganti nama menjadi EIA (Electronic Industries Alliance) dan menetapkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279. Dalam aturan standar EIA-RS-279, telah ditetapkan 3 sistem kode warna, yaitu :
  • Sistem Kode Warna 4 Pita.
  • Sistem Kode Warna 5 Pita.

Kode Warna Resistor

Kode Warna Resistor
Berikut ini akan kami jelasakan maksud dari ketiga sistem kode warna resistor diatas :
Sistem Kode Warna 4 Pita
Sistem Kode Warna 4 Pita
Sistem ini merupakan kode warna paling sering digunakan yang terdiri dari 4 pita warna yang mengelilingin badan resistor. Dua pita yang terdapat pada bagian depan merupakan informasi dua digit harga resistansi, sedangkan pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang di dalam resistor terdapat pita kelima yang berfungsi untuk menunjukan koefisien suhu, tetapi ini juga tergantung dari sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Tabel Sistem Kode Warna 4 Pita
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.
Sistem Kode Warna 5 Pita
Sistem kode warna 5 pita
Sistem kode warna ini banyak digunakan pada resistor presisi. Tiga pita pertama menunjukan harga resistansi, sedangkan pita keempat adalah pengali dan pita kelima adalah toleransi. Pada resistor yang memiliki 5 kode warna dengan pita keempat yang berwarna emas atau perak kadang di abaikan, karena hanya digunakan pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien.

Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.

0 komentar:

Posting Komentar